Friday, May 16, 2008

Yahoo! Music made a list of The Ten Cheesiest Singers of All-Time.
I don't really care about no. 2 through 10, you can check out the list here. But they put Michael Buble as no. 1!
Come on...

This is my favorite Indonesian Idol finalist.
I love love love his voice!


Wednesday, May 14, 2008

It feels really good after losing 25 lbs =)
(make it 30 lbs instead, woohoo...)

Wednesday, April 02, 2008

Jadi orang sabar is one of the hardest things I have to do

Monday, March 24, 2008

Time Flies

Last Sunday, gue pergi ke 50th Anniversary receptionnya a friend of my family. Yang laki umur 78, yang perempuan umur 72. Mereka masih sehat, masih kuat berdiri for about an hour di pelaminan. Gue kagum ngeliatnya. Udah jarang liat orang yang umurnya bisa lebih dari 75 tahun, lebih jarang lagi ngeliat rumah tangga orang bisa sampe 50 tahun.

Komentar pertama sepupu gue waktu terima undangan, "Aduh, andaikan gue married sekarang, 50 tahun lagi berarti gue udah umur 80! Jangankan ngerayain 50th anniversary, masih hidup dan sehat aja udah syukur deh." Gimana nih wanita2 karir yang menomor duakan pernikahan?

Gue pengen one day gue juga bisa bikin pesta gitu for my parents. They just celebrated their 30th anniversary last December. Gak berasa juga, gue mendadak berasa tambah tua aja, hehehehe.

Gue setuju 'ma komentar sepupu gue, kita gak pernah tau umur orang, semua tergantung yang di atas. Gue sekarang jadi lebih care 'ma bonyok gue. Kayaknya 1 tahun terakhir ini, somehow gue makin hari makin dewasa. It just happened. Mulai nyadar kalo bonyok gue udah gak muda lagi. Untungnya mereka termasuk yang agak2 health conscious. Masih rajin minum vitamin, rajin ngecheck darah ke lab, and merhatiin makanan. Jadi gue gak usah terlalu cerewetin mereka =) Biarpun tetep berasa bedanya dulu 'ma sekarang. Bokap yang biasanya tidur malem, sekarang jam 10-11 udah tidur. Sore2 pulang kerja juga take a nap for an hour or two. Nyokap masih bisa lebih malem tidurnya, padahal dia gak pernah tidur siang.

Bokap gue tuh anak ke 8 dari 9. Nyokap, kalo gak salah, anak ke 7 dari 10. Jadi their older brothers and sisters kebanyakan bisa dibilang termasuk udah tua2. Beberapa dari mereka udah sakit2an, and secara gak sadar bonyok gue juga pasti udah mulai2 kuatir. Mungkin gara2 itu, gue juga jadi sadar kalo time is so precious because like I said, kita gak pernah tau umur orang.

Both of them are gonna be 55 next year. I pray that they're still around and healthy for at least 30 more years. Biar masih bisa liat cucu2nya growing up, and hopefully liat cicit2nya juga. Amin...

Monday, March 17, 2008

He said she's the one
He said he thinks about her every single day
He said he loves her so much

But...

He also said he's afraid he'll disappoint her
He also said he can't make her happy anymore
He told her to stop loving him

Doesn't he know that...

She loves him endlessly
No one could make her happy, but him
She would wait for him until the end of time

And...

Some people said he's the luckiest man alive to have her
Some people said she's not worth the sacrifices he has done for her

I only know one thing...

Inside her heart, she's crying
"You're killing me, dear...
Slowly but painful
More painful than a million needles
But if this is the only way to make you happy
Then I'd take a million more needles just to see you smile"

Friday, March 07, 2008

Mulai hari ini, gue akan mengurangi konsumsi rokok gue!
That's a promise to myself. Targetnya sih by June, gue udah bisa stop completely.

Dulu udah sempet stop, but it only lasted for a year. Last year, waktu gue dapet berita kalo tante gue kena lung cancer, padahal dia gak pernah ngerokok, gue udah pengen berenti, tapi masih susah banget. Sekarang, dia bukan cuma kena lung cancer, but breast cancer too, and karna kesehatannya amat sangat tidak memadai, dia gak mungkin di operasi. She's only 60-something years old.

Makanya sekarang gue udah niat banget deh mau stop smoking. Apalagi 2 bulan belakangan ini gue stress berat. Jadi ngerokoknya udah kayak kereta api. Badan sih boleh kurusan, tapi gue mulai sering sesak nafas. Not a good sign. Nangis siang malem + rokok emang resep manjur kalo mau kurusan, hahahahahaha...

Marlboro di sini juga gak enak (Sorry Om Angky). Perasaan lembek banget gitu rokoknya, cepet abis, filternya cepet basah, etc.

Well, wish me luck =)

Tuesday, February 19, 2008


My dad sent me that story today and I do believe that we should tell the people we care about how much we love them...every single day. We should never take anyone for granted because we usually don't know what we've got until it's gone. Although some people are so stubborn and it's so damn hard for them just to say, "I love you," or even just to hear it from other people.

Elo boleh bilang gue picisan, hari gini masih percaya cinta gitu lho. Tapi gue gak kebayang ada orang yang bisa hidup tanpa cinta. Tuh orang pasti jadi orang yang paling kesepian di dunia. Temen boleh banyak, tapi hatinya kosong. Karir boleh sukses, tapi rasanya pasti hambar. Kalo gue disuruh hidup tanpa cinta, gue mendingan mati aja deh.

So start saying these 3 little words to the people you love, "I LOVE YOU"

Thursday, February 14, 2008

Myspace Graphics

Monday, February 11, 2008


Life is something to be cherised in every form

and...

Love is the most important thing in my life
When I think about love, I think about you

Saturday, February 02, 2008


My 28th Birthday Cake
Theme: Sushi Lover
By: Natalia at Rolling Pin Cake

Wednesday, January 16, 2008

Tuesday, January 15, 2008

Rosenmarkt
Santiara Salinger - Zürich


Saya masuk barisan orang-orang yang tidak terlalu peduli dengan kondisi aktual mantan presiden kedua negara saya, Bapak Suharto. Selain saya juga tidak kenal dia secara pribadi lebih dari sebagai pemimpin negara selama 32 tahun. Saya bisa saja melewatkan semua tentang dia. Apa urusannya bagi saya? Politik yang langsung mempengaruhi hidup saya saat ini adalah politik Swiss dan EU. Apapun yang terjadi dengan dia tidak ada pengaruhnya bagi saya. Kenapa saya harus perduli kalau pipa-pipa dan kabel keluar masuk lubang-lubang dan pori-pori tubuh tuanya?

Tapi saya tidak tahan untuk tidak menulis ini. Saya berhutang padanya. Satu-satunya kesempatan bagi saya melihat Suharto sebagai flesh and blood adalah waktu saya remaja. Karena SMP saya benar-benar di pusatnya Jakarta, tidak jauh dari Monas dan Istana Negara, sekolah saya sering dilibatkan dalam even-even untuk menyanyikan lagu-lagu nasional. Selama itu saya tidak pernah melihat Suharto dari dekat sekali. Satu-satunya yang lumayan adalah waktu sekolah kami memeriahkan Pembukaan PPI (Pameran Produksi Indonesia). Kami dibariskan di muka yang kemudian dilewati Presiden. Teman-teman sekelas sempat bersalaman dengannya. Saya tidak. Saya malah tegang karena berusaha menangkap matanya. Tidak berhasil. Yang masuk dalam kotak memori saya adalah bahwa Suharto memiliki senyum yang khas. Senyum yang manis dan lunak. Seperti yang muncul di televisi dan kertas-kertas. Tapi yang saya tangkap hari itu berkata lain. Senyum itu kaku. Tidak dingin, seperti senyum Vladimir Putin, tapi kaku. Dibalik kelembutannya, Suharto adalah orang yang keras. Sebagai anak-anak pun saya sudah dididik orang tua untuk menghormatinya. Ia presiden negara saya.

Rasa hormat itupun lambat laun menipis. Mungkin karena bukan berasal dari kekaguman, tapi kepatuhan. Berangkat dewasa saya sadar bahwa Suharto bukan presiden, tapi raja. Tinggal tunjuk ini itu. Dan kroni-kroninya sangat memuakkan. Kerajaan kemunafikan. Suharto tidak sekeras yang saya pikir. Ia sangat lembek terhadap mereka. Betapa jauh jarak mereka dengan rakyat. Berani-beraninya mengucapkan sumpah di DPR dan mengaku peduli rakyat sementara tindakannya tidak jauh dari menutup mata dan hati, main gencet sana-sini. Dan Suharto diam saja. Saya merasa seperti anak gelap. Tidak melihat harapan, saya meninggalkan Indonesia. Siapa bilang Suharto bapak bangsa?

Beberapa hari belakangan ini ketika Suharto dikabarkan sakit keras (come on...he's almost 87, isn't he?...) orang berduyun-duyun memberi maaf. Heran saya, wong Suharto-nya sendiri tidak pernah minta maaf. Apalagi meneladani kroni-nya untuk menyesal dan dengan segala kerendahan hati meminta maaf. Sukur dibarengi dengan tindakan nyata membuka pintu air, eh pintu rekening, di bank-bank Swiss, Inggris, dan entah di mana lagi... God knows...

Kabarnya Suharto juga akan dibebaskan dari jeratan hukum. Well, it's geting too much now. Bukankah dewi keadilan itu menutup matanya sementara tangannya kukuh dan tegar menggenggam timbangan di udara. Bukankah semua orang sama kedudukannya di depan hukum? Memberi maaf meskipun tidak diminta adalah sikap yang manis. Tidak ada salahnya. Tapi hukum demi keadilan dan konsistensi sikap ya harus jalan terus. Kalau plin plan begini mau bagaimana kita mendidik anak-anak? Bagaimana menjelaskan pada mereka bahwa di bumi Indonesia semua warga negara adalah sama di mata hukum? Bagaimana menghapus kabut di mata mereka dan memperlihatkan jalan ke masa depan yang lebih terang dan pasti? Masih punya mukakah kita sebagai orang tua, pendidik, pengajar, suri tauladan?

Saya sedih tapi saya ga bisa apa-apa. Apalah saya ini. Cari makan pun saya numpang di rumah orang. Kadang-kadang ketika memasuki gedung UBS, Credit Suisse, pikiran saya melayang ke Indonesia. Uang negara saya ada di sini. Terkunci di tresor-tresor bawah tanah. Malang melintang di jaringan komputer-komputer raksaksa. Memang dalam prakteknya mereka diputar untuk bisnis dan social development di seluruh dunia. Ironis, justru rakyat Indonesia yang berhak dan sangat membutuhkan sama sekali tidak punya akses.

Tahun lalu ada lowongan di UBS untuk mereka yang menguasai bahasa Indonesia atau Melayu. Mengingat semakin banyaknya customers kaya dari Brunei, Malaysia dan Indonesia. Dan banyak dari mereka yang tidak berbahasa lain selain bahasa emaknya. Post ini tidak terlalu sulit karena mengandalkan kemampuan berbahasa Indonesia/Melayu, Jerman dan Inggris. Selain juga pengetahuan perbankan dan komputer. Tentu ada training. Don't worry. Won't be so hard. Berminat?

Just go ahead. Saya tidak ikutan berkompetisi. Dulu, kerja di bank tidak menarik bagi saya. Hihi... padahal cuma takut ga kuat iman aja kalau harus melihat mas Frank, bang Euro, kang Dollar bergepok-gepok seperti ga ada yang punya. Setiap hari lagi. Sekarang tantangannya bukan itu, karena di usia ini saya sudah paham misteri dan arti uang. Saya cuma tidak yakin kalau ga akan mules-mules menahan eneg ketika harus berhubungan dengan customers yang ternyata koruptor, pengeruk kekayaan alam negara, dsb...I have seen riches and son of bitches more than I can recall!

Bangsa Indonesia itu bangsa yang ramah, sopan, pemaaf, tidak enakan, sedikit-sedikit merasa sungkan. Sayangnya, seringkali tidak pada tempatnya. Salahkan pada feodalisme, norma masyarakat, pandangan turun temurun, apa saja. Yang pasti kemunafikan dan mental pengecut berperan besar di sini. Orang cari aman dan gampang. Yang normal-normal sajalah.

Hidup ini singkat. Or is it just a dream? Rasanya kita juga cuma numpang lewat di dunia ini. Tidak ada yang kita bawa setelah meninggalkan persinggahan ini dan melanjutkan perjalanan lebih jauh. Sebaliknya, kita meninggalkan bekas dan bercak. Perbuatan-perbuatan kita. Terutama yang masuk dalam rekaman memori orang lain.

Setiap akhir musim panas atau menjelang musim gugur di Zürich ada sebuah pasar kaget. Namanya Rosenmarkt karena diadakan di kawasan Rosengarten di Altstadt (kota tua). Di sini kita bisa membeli atau melihat-lihat produk yang unik dari negara-negara sedang berkembang (dari dulu berkembang terus, kapan ya berbuahnya?): Amerika Latin, Asia, Afrika dan Eropa Timur berupa hasil kerajinan tangan, perhiasan perak dan batu-batuan, juga aneka makanan yang agak aneh rupanya meskipun rasanya enak juga. Semacam pasar Gipsy-lah.

Saya tidak pernah pergi lagi ke sana setelah bertahun-tahun, sampai last summer. Karena cape dan haus menyusuri dan keluar masuk toko di Bahnhofstrasse saya dan kakak memutuskan untuk mencari bar, ngaso dikit. Di Altstadt ada banyak bar dan cafe. Kali ini kami pilih yang menghadap Rosenmarkt, asyik juga buat hiburan. Selain orang jualan, ada juga yang ngamen dengan piano butut. Sebenarnya gak banyak orang di sana, apalagi yang beli kebanyakan anak-anak muda atau mereka yang kebetulan mempunyai keterikatan dengan negara-negara asal produk yang dijual tersebut, misalnya turis dan backpackers yang pernah ke sana. Sayangnya, hujan kemudian turun dan cukup deras.

Ketika hujan reda kami meninggalkan Rosenmarkt. Hari sudah menjelang malam, tapi beberapa stand masih buka. Kasihan, tidak banyak yang bisa mereka jual. Temaram dan dingin sangat kontras dengan Bahnhofstrasse. Tiba-tiba mata saya tertumbuk pada sebuah stand kecil yang masih penuh timbunan berbagai produk ringan dari Amerika Selatan. Yang jaga kelihatannya orang Guatemala. Kelihatan cape dan agak sedih, meskipun tetap melempar senyum kepada kami. Yang menarik perhatian adalah selembar kain yang membentang sekenanya di salah satu sudut stand. Kain warna krem dari linen kasar. Di atasnya adalah tulisan tinta yang indah dan rapi sekali:

In the end what really matter is
how well did you
live,
how well did you
love,
how well did you learn to let go...

(S.G.)

Saya tahu siapa S.G. yang dimaksud. Jalan tercepat untuk pulang adalah menyeberang jembatan sungai Limmat yang menghubungkan Altstadt dengan Bahnhofstrasse. Setelah itu boleh pilih mau naik bis, tram atau kereta. Sewa sepeda juga bisa, kalau hari cerah. Sekali lagi melewati Bahnhofstrasse yang masih agak rame meskipun toko-toko sudah tutup. Kami berpapasan dengan turis-turis Asia dan mungkin juga ada yang dari Indonesia yang habis memborong barang branded. Beberapa orang masih asyik memandangi etalase toko.

Bank-bank yang megah tampak anggun meskipun terkesan angkuh dan dingin. Hotel St Gotthard dan Sweizerhof menyala indah, hangat: dinner is coming! Beberapa limousine mondar-mandir dari dan menuju Baur Au Lac, hotel terbesar dan terfancy di downtown Zürich yang terletak pas di depan danau, tempat tamu-tamu negara dan prominents of the world menginap.

Daun-daun maple di sepanjang Bahnhofstrasse mulai menguning. Beberapa hari lagi pasti akan berguguran. Summer is over. Alangkah singkatnya. Melanjutkan perjalanan, di dalam tram, barisan kalimat-kalimat sederhana di Rosenmarkt tidak mau menguap dari pikiran.

Kembali ke Suharto. Saya tahu ia tidak sekali dua kali ke Swiss. Saya yakin ia tidak pernah blusukan ke Rosenmarkt. Maybe later, in his next life. Jika saja ia beruntung untuk dilahirkan lagi ke dunia ini. Dengan badan yang baru. But, I doubt it.

Di luar semua teori dan dogma, saya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kematian. Dalam sebuah blog orang Amerika pernah ada topik tentang NDE (Near Death Experience). Hampir seribu orang yang pernah melewati batas hidup, mendekati kematian dan kemudian kembali ke alam hidup menceritakan pengalaman mereka. Ternyata kebanyakan dari mereka melihat hal-hal yang berlainan. Argumen berdasarkan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan intuisi bertubi-tubi saling menjatuhkan. Ada beberapa argumen yang menurut saya sangat kuat dan bisa jadi mendekati kenyataan sebenarnya. Sejak remaja, saya selalu tertarik dengan science terutama ilmu kedokteran. Saya lebih banyak melihat dari sisi ini.

Meskipun demikian, saya tetap tidak bisa memecahkan misteri kematian. Banyak orang berbicara tentang kehidupan setelah kematian dan kehidupan sebelum kelahiran. Bagi saya ini adalah topik yang menarik tapi tidak penting. Seperti kata seorang penulis besar dari Amerika: It doesn't matter how you die. It is how you live.

Dalam hidupnya, Suharto telah berjasa besar, besar sekali bagi kita semua. Ia mengajari kita kesabaran yang luar biasa lewat penderitaan yang panjang dan nyaris tak tertahankan. Korupsi, perusakan hutan, monopoli kekayaan alam, pencemaran lingkungan, kegagalan KB, kacau balaunya penerapan hukum, bobroknya mutu pendidikan, pelanggaran HAM yang gila-gilaan...

Seperti kayu yang setelah mengalami tekanan ratusan tahun berubah menjadi berlian, begitu Suharto menempa kita. Hingga kini, di manapun saya berada, sebagai anak Indonesia yang pernah merasakan tekanan, horor dan keputus-asaan di negara sendiri, saya merasa beruntung karena mampu bertahan, sehat dan tidak menjadi gila. Setelah semua yang saya lihat dan alami di Indonesia selama pemerintahan Suharto, saya bisa hidup di mana saja dalam kondisi apapun juga. Saya tidak yakin, jika saya lahir dan besar di Swiss atau di negara maju yang lain, saya akan tumbuh sekuat ini.

Terima kasih, Pak Harto. Satu-satunya kesalahan anda adalah tidak mengajarkan ini semua pada anak-anak kandung anda dan orang-orang yang memuja dan mengelilingi anda. Kasihan mereka.

Merci Zeverina. A little love (every day) from Zürich to one and all.

Taken from Kompas Cyber Media Community

Thursday, January 03, 2008

Tuesday, December 25, 2007

glitter graphics


Wishing All of You
a Very Merry Christmas!!!

Sunday, November 25, 2007

2 bulan terakhir ini, kegiatan gue kebanyakan baca buku and nonton tv. Gue kan harus up-to-date dong biar nyambung kalo diajak ngomong orang. Kalo soal gossip seleb sih jangan ditanya deh, kadang2 ampe bosen dengernya, abis semua infotaintment ngebahasnya gossip yang sama sih! Ada lagi yang lumayan sering gue ikutin, soal kriminalitas.

Ternyata banyak banget kasus menyangkut anak and babysitter or pembokat. Ada yang diculik 'ma babysitternya. Ada yang ternyata kalo kita gak di rumah, si anak diajak ke jalan raya buat ngemis. Macem2 deh kasusnya.

Temen baik gue waktu itu sempet hamil and keguguran gara2 dia stress mikirin ginian. Dia mikirin siapa yang bisa jagain anaknya nanti. Dia tinggal di Serpong, rumahnya gak gede. Kalo dia minta maminya tinggal di rumah dia buat jagain si anak, siapa yang ngurus papinya? Sama juga 'ma mertuanya, karna kebetulan ortu and mertuanya sama2 gak punya pembokat. Gak mungkin juga tiap pagi dia titipin anaknya di rumah maminya. Belom ada anak aja, tiap pagi dia musti berangkat dari rumah jam 6 pagi, apalagi kalo musti mampir ke rumah maminya dulu. Kalo dia pake babysitter, dianya gak tenang, parno gitu. Andaikan anaknya kenapa2, perjalanan dari kantor ke rumah dia aja kurang lebih 1 jam (gak pake macet). And kalo dia berenti kerja, yah bisa2 gak cukup kalo ngandalin suaminya aja.

Dilema kan? Gue ampe pusing. Gak heran kalo akhirnya dia keguguran, lahir batinnya belom siap sih.

Temen gue yang satu lagi udah punya baby. Biarpun dia punya babysitter, dia gak pernah ninggalin babynya sendirian 'ma babysitternya. Kalo dia pergi, kadang babynya diajak. Kalo gak bisa diajak, dia make sure di rumah itu ada mertuanya or iparnya. Kalo rumahnya bener2 gak ada orang, dia titipin si baby and babysitternya di rumah sodaranya. Pokoknya babysitternya gak boleh ditinggal sendirian. Jadi itung2 tuh babysitter cuma buat bantu2in dia aja, ambil ini, ambil itu, bikin ini, bikin itu.

Waktu gue komen ke nyokap gue kenapa sih kok jadi musim kejahatan kayak gitu. Nyokap bilangnya, "Makanya jangan kebanyakan nonton gituan. Jadi stress kan?"
Lah tapi kalo kita gak tonton, kita jadi gak tau dong kalo kejahatan kayak gitu tuh ada. Bukannya kita jadi bisa hati2? Jaman sekarang yang namanya nyari babysitter or pembokat yang baik, jujur, and bisa dipercaya tuh udah susah. Karna orang banyak yang menghalalkan segala cara for easy money. Karna banyak orang susah di Indo, seperti laporan World Bank, 49% penduduk Indonesia itu miskin!

Ah...gue jadi pusing beneran!

Thursday, November 08, 2007

I Miss You So

By: Diana Krall

Those happy hours I spent with you
That lovely afterglow
Most of all, I miss you so

Your sweet caresses, each rendezvous
Your voice so soft and low
Most of all, I miss you so

You once filled my heart with
No regrets, no fears
Now you'll find my heart
Filled to the top with tears

I'll always love you and want you, too
How much you'll never know
Most of all, I miss you so

Friday, October 26, 2007

Udah sebulan di Jakarta, gue udah ketemu beberapa temen gue. Most of them udah jadi mommy, and maklum deh ya namanya punya anak pasti seneng dong, apalagi kalo anak pertama. Jadilah tiap ketemu pasti pada pamer foto anak, ada yang disimpen di dompet, hp, or sekalian bawa digicam-nya.
Berhubung gue belom punya anak, yah gue pamer foto siapa lagi kalo bukan anjing gue tersayang, Speedy. Gak mau kalah ya? Hahahaha, gak kok. Bukan mereka doang yang excited punya anak, gue juga excited punya anjing yang setelah bertaon2 gak pernah jodoh punya anjing Shih Tzu, ehhh tau2 ketemunya malah di Jakarta.

Liat aja mukanya Speedy tuh, dia ampe udah bete jadi objek penderita, difoto mulu 'ma gue!


Saturday, October 13, 2007

Duh...Gue mau marah deh rasanya kalo buka Internet di Jakarta. Untung jaman sekarang udah ada DSL and Cable, biarpun belom secepet di Amrik sono, tapi lumayan banget deh! Mau pasang DSL aja musti request dulu ke Telkom, masuk waiting list, 2 weeks later baru deh di-install. T'rus sekali buka email, Inbox gue isinya udah beratus2 gitu, ampe maleeeeesssss ngeliatnya. Sekarang baru bisa deh ngebrowse2 and baca2 blog orang tanpa marah2 nungguin loadingnya.

Anyway, barusan gue mampir ke blognya Melanie and one of her recent postings tuh bener banget! Baca deh:


Harta, Tahta, dan Wanita

Kata Mama-ku, cuma ada tiga hal di dunia laki-laki:
Harta,
Tahta, dan
Wanita.

Kata Mama-ku, lelaki itu nggak mungkin bisa lepas dari yang namanya
Wanita.
Apalagi kalau lelaki itu punya banyak
Harta.
Tapi dibanding kedua itu, yang paling penting untuk lelaki terkadang hanya
Tahta.

Kata Mama-ku, kalau punya harta, bisa beli wanita
dan kalau punya tahta, pasti bisa dapat semua
tapi biarpun punya harta, tahta, dan wanita
nggak menjamin bisa dapat Cinta
karna Cinta itu nggak bisa dibeli sama harta atau tahta
Tapi itu kata Mama-ku
bukan kata Aku.

Kata Aku,
harta, tahta, dan wanita nggak masalah.
Buat Aku,
yang paling menakjubkan dari seorang lelaki adalah dimana dia sudah punya harta dan tahta tapi cukup sadar diri untuk bisa setia dengan satu wanita.
Karna menurut Aku,
kalau punya banyak wanita sih semua juga bisa,
asalkan kamu punya harta dan tahta.
Tapi untuk bisa setia dan cinta satu wanita yang sama,
yang bisa terima kamu apa adanya,
dari sejak kamu belum jadi apa-apa sampai kamu punya tabungan ratusan juta,
nggak semua lelaki punya harta yang bertahta bisa.

Karna selain harta, tahta, dan wanita
lelaki juga punya adik kecil di dalam celana
yang terkadang ngerek minta diajak bercanda
ya kalau memang punya banyak harta, nggak susah ajak adik kecil berdansa dengan siapa saja.

Tapi sekali lagi,
buat Aku,
punya harta dan tahta jelas lelaki hebat,
tapi kalau sudah di atas sana lalu seru main kanan kiri,
ya nggak heran kalau semua perempuan pasti bilang,

"DASAR LELAKI."

Sunday, September 16, 2007

What City Should You Live In?



You should live in Rome. You avoid conflict and take life a little slower than most. Rome's sun, culture, food, and siestas are a perfect match for your easy-going attitude.
Find Your Character @ BrainFall.com