Friday, November 12, 2004

Another poem I took from Melanie's blog. Another one of my favorites.

m/a/a/f
^jangan berhenti menangis~
karna tidak semua air mata itu palsu^

aku lihat tulus di matanya malam ini, dihiasi dengan sebongkah cinta yang
murni dibentuk untukku. ya, untukku saja.
sebuah pelukan mesra di pundakku, dan berjuta lagu cinta terngiang di
telingaku.

dia yang dulu kucinta telah kembali, sekarang dia kembali dengan cinta
yang lebih luas!
cinta yang melebihi cintaku yang pernah hilang untuknya, dan semua cinta
itu menyambung apa yang sudah terputus.

aku tidak memungkiri bahwa aku khilaf.
diriku dan dirinya sempat terbius oleh hawa cinta, ketika kamu hilang dari
pandanganku-

dan untuk sekian lama aku berfikir, sekaligus berdansa di tengah nuansa
indah yang dia beri kepadaku,
tapi entah mengapa aku selalu merasa ... kamu adalah milikku, dan aku
adalah milikmu ...
tapi sekarang aku mengerti maksud kata hati itu -
untuk pertama kalinya kamu betul-betul mencintai aku -
untuk pertama kalinya kamu anggap aku seorang puteri -
untuk pertama kalinya kamu mencintai seorang perempuan -
dan itu
a k u.

aku memang tidak pernah mengerti,
tapi akhirnya ... aku tau.
dan itu ...
i n d a h
sekali.

[I don't have the talent in writing poems, but I enjoy reading others' poems. Even though some of your poems are, what you called, "depressing" Mel, but just like I said on my email, they're beautiful, they came from the bottom of your heart, and you're not the only one who had to go through those times in life.]